Jumat, 01 April 2016

Positive Psychology

[caption id="" align="alignleft" width="480" caption="Poitive psycology"]image[/caption]



DISKUSI GRUP  EMAK KEKINIAN
30 Maret 2016

TEMA : Positive Psychology
NARA SUMBER : Ust Adriano Rusfi (psikolog konsultan SDM dan Pendidikan, tinggal di Jogja)
Notulen : Silvia Rahayu

Sedikit materi ttg positif psikologi dlm pengasuhan
Pada dasarnya psikologi positif adalah psikologi yang mengajak kepada kita berpikir untuk melihat segala sesuatu dalam perspektif yang optimistik, termasuk dalam mendidik anak dan keluarga

Dan yang kedua psikologi positif adalah psikologi yang meyakini bahwa dengan mendatangkan hal-hal positif pada seseorang maka hal-hal yang negatif akan tersingkirkan

Psikologi positif mengajak kepada kita untuk lebih berorientasi pada kelebihan-kelebihan. keunggulan-keunggulan, dan kekuatan manusia, untuk mengarahkan keunggulan keunggulan dan kelebihan tersebut kepada hal-hal yang menguntungkan dan bermanfaat ✅

PERTANYAAN 1

Assalamualaikum Ustadz.
1.Untuk anak usia 16 thn yg mulai enggan beribadah dan belajar karna pengaruh lingkungan luar, bgaimana penerapan psikologi positif nya?
2. Jika kita menerapkan psikpos apakah kita jadi mengabaikan kekurangannya?

JAWABAN
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakaatuh

Bu Liya yang baik, pada dasarnya ibadah, termasuk shalat , Allah nyatakan pada dasarnya itu adalah beban, sehingga wajar jika anak-anak kita, apalagi mereka yang berusia 16 tahun, merasakan keberatan untuk menjalankannya

Untuk itu mari kita gunakan pendekatan positif. Ajak anak-anak kita untuk mencintai Allah, Islam dan  Rasul . Insya Allah dengan modal cinta itu mereka akan bisa dengan sukarela melaksanakan perintah dari sesuatu yang dia cintai

Mari kita ingat sebuah prinsip :

"jika cinta sudah melekat tai kucing pun terasa coklat"

Menggunakan pendekatan psikologi positif bukan berarti kita mengabaikan kekurangan kekurangan, tapi kita menggunakan sisi positif untuk mengatasi kekurangan tersebut. Kemudian ketika kita menghadapi kekurangan kekurangan anak kita, coba kita hadapi kekurangan itu juga dengan cara pandang yang positif pula

Karena sebenarnya kekurangan Itu adalah sebuah kelebihan dalam bentuk yang lain.

Untuk seusia itu menumbuhkan rasa cinta kembali kepada Allah bagaimana ya Ustadz?

Untuk menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah, ingatkan kepada mereka tentang semua karunia Allah yang telah mereka dapatkan mulai dari kesehatan. tubuh yang sempurna, kecerdasan, bisa bersekolah, makan yang enak, rejeki yang cukup, pakaian yang bagus dan sebagainya

Ingatkan juga kepada mereka bahwa mereka mereka yang bersyukur kepada Allah maka Allah akan tambahkan nikmatnya

Kita juga harus sering-sering menceritakan kepada anak karunia apa yang hari ini kita peroleh.

Agar anak-anak kita penuh rasa cinta dan syukur kepada Allah, ajak mereka untuk membandingkan antara apa yang telah mereka peroleh dengan orang-orang lain yang tidak seberuntung mereka



PERTANYAAN 2
Ustadz...Ada yg menggelisahkan tadi. Ada ibu yg merasa kecolongan. Anak nya usia 10 th menngambar yg tak senonoh ttg pose perempuan+lelaki.
dari pakaian jilbab lebar, sekolah dipisah laki2 perempuan, no gadget disekolah, antar jemput oleh ibunya,ibunya stay at home mother
semua dijaga
Gara gara nonton tv kabel yg sebenarnya jarang ditonton.
Bagaimana dg perasaan kecolongan spt itu?

JAWABAN
Bu Rita yang baik, pada jaman sekarang ini tidak ada hal yang tidak bisa menyusup ke dalam kehidupan anak-anak kita

Oleh karenanya pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak bersifat sterilisasi, tapi bersifat imunisasi

Kalau pendidikan yang kita lakukan itu bersifat sterilisasi, maka suatu ketika kita akan terkejut bahwa anak-anak kita kecolongan melakukan sesuatu yang kita tidak kehendaki

Oleh karenanya, mari kita didik anak-anak kita bukan untuk menjadi anak-anak yang bersih dari segala macam kotoran, tapi anak-anak yang banyak melakukan kebaikan kebaikan

Mari kita dahulukan Amar ma'ruf sebelum nahi munkar. Mari kita dahulukan melaksanakan perintah Allah sebelum meninggalkan laranganNya. Mari kita dahulukan mengejar pahala sebelum meninggalkan dosa

Jangan sampai kita lebih takut pada dosa Adam, yaitu melanggar larangan Allah, daripada dosa iblis, yaitu tidak melaksanakan perintahNya.

Mari kita ingat bahwa di akhirat kelak yang akan ditimbang adalah seberapa banyak pahala anak-anak kita, bukan seberapa sedikit dosa-dosanya. Mari kita baca surah Al Qari'ah

Kita seringkali lebih takut bahwa anak-anak kita banyak melakukan dosa dan kesalahan tapi kita tidak pernah takut bahwa anak-anak kita kurang Memberikan manfaat bagi kehidupannya ✅

PERTANYAAN
Mungkin bisa diberi contoh kongkret ustadz terkait imunisasi di zaman sekarang dlm pengasuhan?

JAWABAN
Contoh bentuk imunisasi adalah hidup dalam kehidupan nyata agar siap menghadapi situasi itu , dan agar memiliki kemampuan untuk menolaknya, melalui penanaman nilai-nilai , melalui pendidikan,  melalui upaya upaya untuk melakukan sesuatu yang lebih baik.

Mohon maaf, mungkin ini informasi yang sangat mengejutkan, betapa dalam kehidupan disekitar kita sangat banyak orang-orang yang tampak baik, seperti ngaji, berhijab lebar, santun perilakunya dan sebagainya, ternyata setelah dilacak mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang sama sekali tidak kita bayangkan

Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan kasus beberapa anak-anak yabg dapat dikatakan mereka adalah para aktivis Islam , ternyata banyak di antara mereka yang terlibat dalam kegiatan homoseksual

PERTANYAAN
Bagaimana dg perasaan bersalah sang ibu mendapati kejadian spt itu ya Ustadz? Rasa bersalah nya...bisakah di netralisir dg  psikopos?

JAWABAN
Rasa bersalah dari ibu yang bersangkutan disebabkan oleh ibu tersebut terlalu melihat sisi negatif dari perilaku anaknya.

Dia kurang memberikan apresiasi terhadap kelebihan dan perilaku positif yang dilakukan oleh anaknya.

Di masa yang akan datang ibu yang bersangkutan perlu lebih berbaik sangka kepada Allah kepada anak kepada kehidupan dan lingkungan

Sesungguhnya prasangka kita kepada Allah, kepada anak, kepada lingkungan, dan kepada kehidupan akan menjadi kenyataan.

Untuk itu belajarlah berbaik sangka kepada Allah, kepada anak, kepada lingkungan dan kepada kehidupan

Para aktivis yang terjebak kepada perilaku-perilaku yang negatif tersebut bukan mereka berarti tidak beriman

Tetapi kita juga harus sadari bahwa tantangan kehidupan saat ini sudah sangat luar biasa . Sudah saatnya bagi kita untuk lebih berorientasi pada pengembangan kebaikan-kebaikan, daripada terlalu fokus untuk menangkal keburukan-keburukan. Karena sesungguhnya kebaikan itulah yang akan menangkal keburukan

Semakin kita terfokus untuk menangkal sisi-sisi negatif, maka sisi negatif itu akan cenderung menyerang anak-anak kita.

Allah berfirman : "Sesungguhnya telah datang kebenaran dan telah tersingkir keburukan, sesungguhnya keburukan adalah sesuatu yang pasti tersingkir"

Ayat ini mengajarkan kepada kita yang positif lah yang akan menghancurkan yang negatif

Prinsip imunisasi adalah :

Di atas kehidupan yang alami kita didik generasi yang Islami




PERTANYAAN
Ustad bagaimana kita menghilangkan kebiasaan "berteriak" kepada anak kebiasaan ini adalah pola asuh dari ortu terdahulu jadi ...(hamba Allah)

JAWABAN

Pendidikan yang baik pada anak adalah pendidikan yang penuh dengan cinta, kasih sayang, dan kelembutan

Mendidik dengan cara berteriak-teriak semacam itu hanya akan membuat anak kebal terhadap teriakan dan omelan.

Jika suatu saat anak kita melakukan kesalahan dan kita ingin memarahi atau mengomelinya, omelan itu menjadi tidak efektif karena dia telah terlalu terbiasa dengan teriakan.

Untuk mengurangi kebiasaan berteriak itu, caranya adalah dengan memenuhi diri kita dengan kasih sayang. Belajarlah untuk berbicara kepada anak kita bahkan dengan cara berbisik.

Selain itu rajin-rajinlah berdzikir. karena orang yang rajin berdzikir pada dasarnya tidak suka dengan teriakan. ✅

PERTANYAAN

Ustadz, kalau anak sudah kebal dg teriakan, dan cnderung mencontoh jadi suka teriak2 gimana cara memperbaikinya?

JAWABAN
Sebagaimana seorang anak terbiasa berteriak karena contoh orang tuanya, maka kalau kita ingin menghilangkan kebiasaan itu, mulai dari orang tua untuk tidak berteriak teriak
Saya rasa cukup itu dulu Bu Lintang. Sebuah kebiasaan yang buruk hanya bisa dihilangkan dengan kebiasaan yang baik

Kepada anak-anak juga perlu kita pesankan bahwa jika dia mendapati perilaku orang tuanya yang tidak baik Maka jangan diikuti

PERTANYAAN
2. Mencermati trend HE, saya termenung dgn tulisan Ust. baru2 ini "dan ikanpun harus belajar berenang di gurun yg gersang"
Yang saya tangkap, mgkn kbnyakan ortu yg semangat dgn bakat & pembawaan anak akan cenderung mencemplungkan ikan ya..di kolam. Walau sy bs menangkap maksud yg ust. sampaikan dlm tulisan tsb. Sebenarnya sejuhmana dampak bila ikan tetap d kolam? 😁

JAWABAN
Bu Ayu, pada dasarnya setiap manusia itu multitalenta. Jika ikan itu hanya berada di kolam, maka talenta lainnya tidak akan berkembang

PENUTUP
»»»»»»»»»»»

Sebagai closing statement, saya ingin mengutip sebuah hadis dari Rasulullah SAW yang berbunyi :

"Bertaqwalah kalian di mana saja kalian berada , dan ikutilah keburukan itu dengan kebaikan, maka niscaya kebaikan itu akan menghapuskan keburukan"




Itulah esensi dari positive psychology ✅

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cosplay jadi pegawai kantoran

Belasan tahun menjadi "pegawai rumahan" yang sehari hari ngabisin waktunya untuk ngurusin hal hal domestik, berkomunikasi mostly h...