Ketika harus berpisah sebentar

pertama kali ngerasain perpisahan .. meski hanya untuk sementara.. ternyata rasanya sakit.

Let me tell you, pengalaman pertama yang bue rasain setelah 12 tahun jadi ibu.

yes, bue sudah pernah merasakan kehilangan .. waktu anak pertama bue mas Royyan kembali diambil sang pencipta.

Rasanya? g kebayang serasa mimpi, belum dipaksa untuk move on oleh semua orang karena ada bayi di dalam perut bue, dan semua terjadi begitu cepat, dalam itungan 2 bulan bue udah di berkahi lagi bayi lucu, meski tetap perasaan kehilangan anak pertama itu g tergantikan.

Bue juga pernah ngalamin keguguran , kehamilan yang baru ketahuan 2 minggu di usia 13 minggu harus direlakan karena janin tidak berkembang dan bue mengalami keguguran. Dikuret dan pulang dalam keadaan sudah tidak hamil lagi, engga sampai membuat air mata bue berderai sangat deras.. karena begitu sampai rumah in my mind,, i still have 3 kids in my arm.. Allah udah baik.. memang belum rejekinya bue saja. untuk dapet anak lagi.. 

dan kali ini perpisahan dengan anak bue yang lain ceritanya, kali ini mas Rafiq yang sudah lulus SD meneruskan pendidikan ke pesantren, siapa yang berinisiatip? bue sendiri.. siapa yang milihin pesantrennya? bue jg, terus siapa yang mewek? ya bue juga 😜.

24 Juli 2022, sudah ditandai jauh jauh hari. 

pesantrennya sudah di pilih sejak tahun lalu, baru 3 bulan mas Rafiq nginjak kelas 6, kita udah visit pesantrennya bahkan mas Rafiq langsung ujian dan langsung lulus. 

Yang nyiapin semua kebutuhannya bue, yang tiap hari sounding mas nanti dipesantren begini begitu juga bue.

Tapi ternyata di hari H bue kalah telak..

Teori tak semudah prakteknya.

hey, ini anakmu g akan kemana2 cuma pindah aja ke pesantren, dia masih ada dan sehat, bahkan belajar buat jadi lebih baik lagi untuk dunia  dan akhirat kelak. Dia masih bisa ternseyum, tertawa bareng temen2nya nanti di pesantren ..belum lagi it gonna be better tibatan (daripada) dia sekolah dekat rumah tapi ternyata tiap hari tetep maen hape aja (kayak buenya 😝).. it s better klo dia di pesantren dan terus belajar agama dengan para ustad di sana dari pada harus kembali daring dan ujian gadget menjadi salah satu faktor bue darting tiap hari. so chill... 

tapi begitu keluar pesantren dan meninggalkan mas rafiq di sana sendiri di lingkungan yang baru dan teman2 yang baru, dan inget gimana terisaknya anak paling besar yang sudah sangat jarang menangis dan dia nangis justru ketika ibunya sudah g ada sungguuuuuuh itu ujian dan sesuatu yang bikin hati bue sakit,.

bagaikan ada bagian yang tiba tiba kosong di hati bue dan sakit rasanya, akhirnya pecah juga saat di mobil.. bue mewek sesegukan sebelah bapake yang nyetir menuju kebon. Neng  Reva dan mas Raihan g ikut kita ke kebon, cukup lama bue nangis di mobil. dan begitu sampai kebon kembali nangis beberapa kali.

Merasakan kehilangan anak yang sebenernya g hilang. sedih karena bakalan lama g ketemu, padahal selama di rumah ketemu tiap hari suka heran kenapa sih ngintilin ibu mulu, ibu ke kamar ikut ke kamar, ibu keluar ikut juga keluar kadang cuma mau jemput adeknya doang sebentar aja dia bakalan ikut.

Dan sekarang fakta bahwa bue g bakalan bisa ketemu tiap hari, g bisa melukin , g bisa ngelikitikin Rafiq tiap hari seperti biasa its hit me like a thunder di siang bolong.. 

Gimana harinya setiap hari? gimana makannya? gimana ganti bajunya? dan lain lain ..

meski di satu sisi ibu yakin Rafiq mandiri, bisa adapatasi dan cukup bertanggung jawab.. 

aah memang ibunya yang lebih cengeng aja dari anaknya..

day 2 mas Rafiq di pesantren , ibu udah g terlalu sering mewek dibandingkan hari kmaren semoga besok lebih baik lagi.. ibu bisa lebih legowo dan mas Rafiq pun lebih bahagia dan tenang belajar di pesantren.

Semoga semua ilmu yang diberikan ustadnya bisa masuk semua yang baik ke mas Rafiq, bisa di amalkan dan dilakukan secara istiqomah sama mas Rafiq.

dan seperti harapan ibu sebelum mas Rafiq pesantren semoga mas Rafiq menjadi Rafiq Nurrasyid  yang menjadi doa ibu dan bapak disaat mas Rafiq masih dalam perut ibu.

Ahh melihat bagaimana bapak , ibu bahkan adek2 mas yang nangis kehilangan .. mas Rafiq memang Rafiq "Sahabat Sejati" kami.. kehilangan mas di rumah membuat hidup kami teraasa bedanya. meski masih ada 2 orang anak di rumah , berkurang 1 anak terasa kosong dan sepinya.  

Miss yu sekebon mas Rafiq Nurrasyid,,.semoga mas Rafiq selalu bahagia dan selalu di sayang Allah ... aamiiin 

Old Friends New Friends

 Almost 40 years my age, beberapa hari lalu kembali bersinggungan dengan masa lalu, memori kembali mengingat masa-masa 27 tahun lalu, masa SMP bersama teman-teman se geng jamam putih biru dulu, meski bercengkrama secara online saja melalui group Whatsapp, tapi cukup membangkitkan kembali masa-masa remaja dulu.

SMP, salah satu masa yang paling berkesan selama masa sekolah, menjadi ketua kelas, juara kelas, menjadi wakil ketua osis, ikut ujian taekwondo, masa-masa nya cinta monyet hehe,. sekelebat moment-moment masa SMP membuat diri sendiri tersenyum.

Masa ketika persoalan paling bikin merana ada perkara sakit gigi, atau patah hati, dicuekin temen atau ngerasa ga PD.. heuheu g pusing sama urusan harga minyak goreng naik atau emosi djiwa tingkat tinggi ketika baca headline news seperti saat ini. meski kelas terakhir di SMP adalah masa-masa krisis moneter, yang alhamdulillahnya bue tinggal di Bandung jadi cuma sekedar tau saja klo ada krismon. Paling yang bener kerasa itu ketika waktunya kita perpisahan kelas 3, klo 2 angkata sebelumnya yang bue ikut berpartisipasi didalamnya dengan menari, eeh pas giliran perpisahan angkatan sendiri kita cuma di lapangan sekolah upacara dan perpisahan di kelas masiing2, cuma memorablenya bue ngomporin anak2 cowo buat nyiram temen cowo yang kebetulan ulang tahun hari itu, dan hasilnya semua anak2  yang ikut lempar2 air kena strap pak guru hehe.

lanjut dari SMP ke memori SMA, penuh dengan perjalanan spiritual bue, mulai pakai jilbab, meski resminya bue pakai jilbab di hari ulang tahun mama sebelum resmi masuk sekolah SMA,  bue masuk sekolah SMA yang g bue pengenin karena aslinya cuma pengen sekolah di dekat rumah saja, tapi akhirnya sekolah SMA bue paling jauh dibanding kakak2, tapi momen SMA ini lebih banyak flat dibandingkan jaman SMP.

Dan sekarang jaman-jamannya bue udah jadi ibu- ibu dengan anak 3, semakin terasa jumlah teman semakin mengerucut, pergaulan semakin terbatas, mengingat bue emang agak introvert meski kadang sok sok esktrovert. 

satu persatu teman menghilang, jarang berkomunikasi meski di phone book ada nomernya, sibuk dengan aktivitas masing-masing. hanya bercakap-cakap melalui wassap. 

Berteman dengan mereka yang nyaut klo diajak ngobrol, tapi klo g dicolek g ngajakin ngobrol, aah .. i miss pertemanan  yang dulu masa masa sekolah yang g peduli apa tetap barengan, g pake baper-baper, g pake tiba tiba ngilang di wag tanpa alasan, jaman dulu selalu bertemu muka cukup paham dan terlihat ketika orang merasa tidak nyaman atau cuma sekedar buat sopan santun saja berteman dengan kita, jadinya bisa cukup paham aah kita cocok apa engga, sekarang jaman di mana ketikan tersenyum tapi aslinya bete. 

Kajian DEK : Birrul walidain

 tilawah : 178 - 190

kultum : Mba Maya
bagaimana sebenarnya bakti anak perempuan kepada orang tua ?

Materi Utama : Ummi Hani

Sikap seorang ibu ketika menemukan sesuatu -> tidak kesusu, tidak emosional ketika menemukan sesuatu, tidak buru2 mengambil kesimpulan. tidak tergesa2 sebelum mengkonfirmasi.

walaupun orang tua salah tidak semestinya kita sebagai anak menasehati, ketika nasehat kita akan membuat orang tua kita merasa bersalah, terluka, tidak nyaman dll.. meskipun kita benar

kemampuan diri manahan diri ketika orang tua salah sudah termasuk langka.

birrul walidain timbangan = orang tua
berbuat baik kepada orang tua itu timbangannya adalah orang tua, standarnya orang tua, sesuai keinginan orang tua. bukan standar kita.

Nabi Ayub A.S
seseorang yg menyadari bagaimana harus bersyukur kepada Allah SWT, menghitung sudah begitu banyak rejeki yg sudah di berikan oleh Allah SWT kepadanya

tidak boleh memaksakan standar kita kepada orang tua. selama itu tidak bertentangan dengan syariat.

jangan cepat mengambil kesimpulan klo kepada orang tua, harus belajar banyak mendengar.

untuk berbakti kepada orang tua = selalu bertanya keinginan orang tua.

apa yang dipikirkan anak terkadang tidak sama dengan apa yang di pikirkan orang tua

ketika perwalian kita berpindah fokus perhatian kita adalah berpindah kepada suami. tanggung jawab kita sebagai anak berpindah kepada suami.

tugas kita mengingatkan suami untuk melakukan kebaikan kepada orang tua kita.

suami istri idealnya menjadi team dalam berbuat baik kepada orang tua.

ketika kebutuhan anak berbentrokan dengan kebutuhan orang tua, maka yang berkewajiban mengambil keputusan adalah suami.
karena 22 nya menjadi tanggung jawab suami.

kewajiban kepada orang tua > anak.

ketika kita mendahulukan orang tua dari pada anak berarti kita memberikan contoh/teladan kepada anak kita.

suami kita adalah hak orang tuanya, bukan hak istri.