16 Desember 2021
opening (Mba Aini) :
Self healing adalah proses penyembuhan luka batin yang dilakukan oleh yang bersangkutan diri sendiri yang tujuannya adalah untuk mbisa memahami diri kita sendiri , bisa menerima kelebihan dan kekurangan kita dan membentuk pikiran positiif.
Bentuk self healing
1. forgiveness (Memaafkan) : proses pelepasan kemarahan , dendam dan rasa nyeri yang disebabkan oleh orang lain.
2. Gratitude ( selalu bersyukur) atas diri kita sendiri, atas segala nikmat yang kita rasakan
3. self compasion menerima bahwa diri kita memiliki kekurangan, sehinga kita juga bisa memahamii orang lain juga
4. mind fullness
5. self talk
6. menulis
7. relaksasi
self love diawali dengan mengenal Tuhan kita, yang nantinya akan membuat kita mecintai diri kira sendiri
Materi (Ummi Hani)
Masalah jauh atau dekat tidak mempengaruhi hubungan kita dengan orang lain tetapi kuat atau tidaknya kalimat yg tersampaikan ke dalam hati sehingga menimbulkan luka di hati.
ayat alquran yang berhubungan dengan self healing
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ - ١١
Artinya: “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.
self healing bermuara pada keadaan jiwa kita, klo kita mau berubah, mau lebih baik maka akan terjadi kebaikan dan perbaikan pada diri kita dan lingkungan kita. tapi klo kita masih merekam karena kejadian itu terus menerus dan membekas di jiwa kita sehingga menimbulkan resisten dan mejadi luka lalu itu dibiarkan maka pengaruhnya akan semakin kuat ketika kita tidak melihat apa yang kita inginkan pada diri orang lain itu terjadi (melihat orang lain mengalami/merasakan apa yang kita alami/rasakan).
semua itu kembali bukan karena bagaimana sikap orang lain kepada kita , tetapi bagaimana sikap kita kepada orang lain atau kepada diri kita sendiri.
orang lain tidak punya kendali terhadap diri kita, orang mau melakukan apa saja terhadap kita entah itu ucapannya kah sikapnya kah atau hatinya tidak ada kekuasaan kita terhadap mereka, sehingga merugilah kita yang berharap orang lain itu berubah sebagaimana yang kita inginkan. itu artinya kita menyandarkan harapan kita kepada manusia yang lemah, zolim , berdosa, yang kita sama sama tau cenderung untuk salah.
Yang bisa kita lakukan adalah yang berada dalam kekuasaan kita, yang dalam kendali kita. mengubah keadaan jiwa kita, maka kita akan melihat itu sebagai ujian bukan sebagai persoalan tetapi sebagi ujian bagi diri kita untuk mengetahui bagaimana cara kita menghadapi persoalan yang berasal dari luar diri kita, sesuatu yang menyakitkan diri kita itu bahkan bisa menjadi alat refleksi buat kita.
siapapun yang berada di luar kita tidak akan menjadi berubah dengan sendirinya kecuali kita sendiri punya keinginan untuk mengubah diri kita sendiri terlebih dahulu.
mengkontekskan self healing dengan tazkiyatun nafs.
analogkan
memasukkan 1 sendok garam kedalam 1 gelas rasanya kan menjadi asin pahit, klo dimasukkan kedalam 1 ember air 1 sendok garam mungkin masih terasa asin. klo di masukkan pada sebuah danau, tidak akan berpengaruh.
gelas, ember dan danau itu diumpamakan hati kita.
sedangkan garam ada tindakan menyakitkan yg dilakukan orang kepada kita.
jadi bukan bagaimana tindakan orang lain kepada kita, tapi bagaimana hati kita saat menerima itu.
bagaimana mengatasi luka?
dalam tazkyatun nafs ada istilah Takholi, Tahali dan tajali.
Takholi : usaha kita untuk mengosongkan berbagai hal dalam diri kita yang terkait dengan dunia : harapan tentang dunia, apa2 yang menyakiti kita dari dunia ini seperti ucapan, perilaku orang atau apa apa yang mengganggu kita yang berasal dari luar kita.
takholi adalah upaya kita untuk melepaskan diri dari semua itu, karena hakikatnya tujuan kita bukan dunia, tapi tujuan kita adalah akhirat.
ada perkara yang lebih penting dari pada segala urusan dunia, yaitu mengingat Allah.
surga tertinggi diberikan kepada Allah kepada orang orang yang berakhlak sempurna.
Tahali : menghiasi diri kita, dengan berbagai upaya2 yang bisa membuat jiwa menjadi tumbuh, kuat
1. dengan bertaubat.kembali kepada Allah sebagai pemilik jiwa. menyerahkan segala perkara kepada Allah.
2. khauf dan raja' : menghiasi diri dengan rasa takut akan dilupakan Allah. dan harapan bahwa dengan menjalankan semua yang di perintahkan Allah akan diberikan apa2 yang dijanjikan oleh Allah.
khauf dan raja akan menguatkan jiwa kita.
3. zuhud : kemampuan menahan diri dari perkara2 dunia. menginvestasikan harta kita sebagian untuk akhirat. ketika mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari orang kita mampu menahan diri dan lebih memilih bagaimana Allah memandang kita. zuhud membantu kita untuk lebih fokus pada orientasi akhirat kita.
4. Sabar, karena usaha untuk mengosongkan hati itu tidak mudah, tapi karena khauf tadi kita bisa menjadi ridho terhadap perlakukan manusia kepada kita dengan harapkan mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Dengan perkataan orang lain kepada kita, Allah ingin melihat bagaimana kemampuan kita bercermin diri, seharusnya bukan disibukkan dengan orang lain , tapi pada diri kita sendiri. karena self healing itu fokusnya akan diri sendiri bukan orang lain.
Tajali : menerima pancaran Ilahi.
karena fokus terhadap jiwa kita sendiri (Tahali), maka jiwa kita menjadi siap untuk menerima hidayah dari Allah.
Jiwa kita sehat cepat dalam merespon perintah dan larangan dari Allah.
apa yang harus kita lakukan dengan orang2 yang menyakiti kita?
memaafkan akan menjadi perkara yang mudah apa bila jiwa kita sudah siap (tazkiyatun nafs tadi).
akhlak mulia, ketika orang lain berbuat buruk sama kita, kita membalasnya dengan kebaikan,
Takholuk : berakhlak dengan akhlaknya Allah.
Allah itu asy Syakur : Allah akan membalas lebih dari apa yang diberikan orang lain kepada diriNya.
kita akan menjadi istimewa ketika orang lain memberikan keburukan kepada kita tapi kita tidak membalasnya tapi malah memberikan kebaikan2 yang lebih baik kepada mereka.
yang membuat kita sulit memaafkan :
karena kita menilai diri kita tidak pantas untuk diperlakukan seperti itu oleh orang lain. kita menilai diri kita lebih tinggi.
sedangkan seorang abid itu adalah seorang yang menghinakan dirinya di hadapan Allah, jadi perkataan orang lain yang menghina dirinya dia terima begitu saja, tanpa dia tolak. karena kita memang berasal dari sesuatu yang hina.
kita mulia karena Allah yang memuliakan kita dengan meniupkan ruh ke dalam diri kita.
mencontoh sikap Rasulullah terhadap mereka yang menghinanya, membencinya , Rasulullah membalasnya dengan hal yang lebih baik, karena Rasullullah tau mereka melakukan kebodohan.
Menyimpan perkara negatif dalam diri kita = menyimpan penyakit pada jiwa kita dan membiarkan jiwa kita sakit terus, dan yang rugi diri kita sendiri.
terimalah dulu semua yang terjadi pada kita itu dengan qadarullah, karena Allah yang mengizinkan semua itu sampai kepada diri kita.. Allah ingin memberikan pelajaran kepada kita, bukan semata2 orang menghina kita. sudahkah kita belajar dari semua nya?
Jangan terlalu memuliakan diri kita sendiri sehingga kita tidak merasa terhinakan oleh perkataan orang lain kepada kita.
Menyikapi orang lain dengan santai akan membuat hidup lebih tenang.
niat orang tidak dalam kekuasaan kita. kita sibuk menjalani segala sesuatu dengan positif.
jangan meliihat siapa yang mengatakan tapi fokus apa yang dikatakan , maka kita akan menganggap itu sebagai bagian dari cara Allah memberi pengajaran kepada kita.
kita fokus pada substansi yang kita ambil sebagai hikmah.
klo kita ingat Allah otomatis kita akan mudah memaafkan orang lain.
kita hidup pada 3 dimensi
masalalu, masa kini, masa datang
kita tidak akan pernah melepaskan masalalu, dia akan selalu menyertai kita. hanya bagaimana dominasi masalalu itu harus kita kurangi, karena kita hidup pd situasi dan kondisi yang berbeda dengan masalalu kita. akan kah kita bersikap yang sama ketika situasi dan kondisinya berubah? idealnya tidak, kita harus adaptif, kita harus menyesuaikan diri kita. Apalagi kita sudah punya rencana akan masa depan kita.
masa lalu ada hanya sebagai memori saja, sebagai refleksi. kita terima sebagai bagian dari kehidupan kita, tapi kita hidup di lembaran hari ini yang harus kita tulis sendiri, terserah kita mau ngisinya seperti apa ? akankah masalalu itu harus menjadi warna yang sangat berpengaruh pada hari ini kita, atau kah kita memilih warna lain yang lebih indah yang membuat kita lebih positif untuk kehidupan hari ini dan nanti. semua nya kembali kepada kita.
yakin pertolongan Allah itu selalu ada akan membantu kita untuk semakiin ajeg dan optimis untuk menciptakan masa depan yang lebih baik untuk diri kita sendiri.
masalalu tidak mungkin dihapuskan karena itu adalah bagian dari hidup kita.
kita merasa jadi korban karena kita merasa menjadi tertuduh dan tidak mengerti alasan mengapa orang lain berbuat negatif kepada kita.
ketika kita mengerti alasan mereka, kita jadi bisa melihat dari sudut pandang yg berbeda sehingga akhirnya kita bisa berempati terhadap mereka.
ketika apa yang dikatakan orang lain itu tidak benar, tidak perlu di balas dengan perkataan, cukup tunjukkan apa yang bisa kerjakan/lakukan untuk menjawab tuduhan kepada kita.